Detail Budidaya

Budidaya Paria

Budidaya Paria

  • Posted On 24 April 2024
  • |
  • 1044 Views

NB: Panduan ini merupakan teknik budidaya secara umum. Pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi agroklimat setempat atau dapat berkonsultasi dengan tim lapangan / PPL setempat

Pengolahan tanah

  1. Tanah dibajak 2x, digaru 2x dan dileb (lahan digenangi air semalam)
  2. Pupuk dasar dan kapur (untuk tanah asam) ditaburkan di atas bedengan lalu dicampur rata. Pupuk kandang : 500 gr/tan, Kapur : 100 gr/tan
  3. Bajak tanah kedalaman 25-30 cm biarkan 5-7 hari
  4. Buat bedengan tinggi 30-40 cm, lebar bedengan ± 100 m dan lebar parit ± 100 cm. Tinggi bedengan sesuaikan dengan kondisi tanah dan musimnya. 

Pemasangan Mulsa dan Lanjaran

  1. Pasang mulsa hitam perak saat matahari terik agar bisa menutup permukaan bedengan dengan tepat, rapi dan kencang.
  2. Biarkan mulsa tertutup 3-5 hari sebelum dibuat lubang, tujuannya adalah agar pupuk dasar yang diberikan tidak menguap.
  3. Lubang tanam dibuat dengan jarak tanam 100 x 200 cm (seperti contoh gambar diatas).
  4. Lanjaran dan para-para mulai dipasang segera setelah tanam (<7 hst) dengan panjang 175 – 200 cm.

Persemaian benih paria dilakukan melalui proses pemeraman, yaitu dengan melukai atau membuat lubang kecil pada benih, kemudian direndam selama 2-3 jam agar air dapat cepat meresap. Benih dibungkus dengan kain basah dan tunggu hingga muncul akar kecil putih. Segera tanam saat akar muncul (pemeraman ini bertujuan mempercepat proses perkecambahan dan memastikan benih tumbuh dengan baik).

Tahap selanjutnya setelah muncul akar dapat menggunakan dua metode :

  1. Langsung tanam : benih yang sudah tumbuh dapat langsung ditanam dilahan. Saat pindah tanam perlu diperhatikan agar akar tidak patah dan lubang tanam disesuaikan dengan panjang akar. Penanaman tidak terlalu dalam dan tidak pula terlalu dangkal. Taburi karbofuran pada lubang tanam untuk melindungi bibit dari serangan hama.
  2. Pembibitan polybag: setelah akar muncul, bibit dapat segera dipindahkan ke polubag untuk menyesuaiakan dengan media tanam sebenarnya dan memudahkan perawatan fase bibit.

Untuk penanaman menggunakan polybag :

  1. Penanaman dilakukan segera setelah muncul akar.
  2. Perhatikan saat penanaman, akar tidak boleh putus.
  3. Penanaman tidak terlalu dalam.

Pemupukan dasar dilakukan saat tanaman berumur :

  • 0 HST : NPK (15:15:15) 20 gr/tan (diberikan 10 cm dari lubang tanam)

Pemupukan susulan dilakukan saat tanaman berumur :

  • 14 HST : ZA 5 gr/tan, SP-36 5 gr/tan dan KCL 5 gr/tan
  • 28 HST : NPK 20 gr/tan
  • 42 HST : NPK 20 gr/tan
  • 56 HST : NPK 20 gr/tan

1. Pengikatan dan pewiwilan

Tujuan pengikatan : agar batang bisa tumbuh tegak dan tidak roboh

  • Pewiwilan dilakukan pada umur 20 – 35 hst
  • Pewiwilan dilakukan pada cabang samping sekitar 30 cm dari pangkal tanaman.
  • Pemangkasan juga dilakukan pada cabang tua atau tidak produktif dan cabang terkena penyakit.
  • Pemangkasan ini bertujuan untuk merangsang tumbuhnya tunas baru

2. Pengairan (Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengairan):

  • Pengairan tidak berlebihan (tidak tergenang terlalu lama)
  • Tanaman yang kurang air menyebabkan berbentuk tidak normal atau kurang optimal, sedangkan yang kelebihan air berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman
    Kebutuhan air yang harus memadai terutama saat tahap pertumbuhan.Umur tanaman 0-25 hst pengairan 1-2 kali seminggu
  • Umur tanaman 25-45 HST pengairan 1-2 kali seminggu
  • Umur tanaman 45 HST pengairan secukupnya

3. Pengendalian Hama Penyakit

  • Penyakit yang seringkali menyerang paria adalah penyakit kuning keriting yang menyebabkan daun berwarna kuning dan keriting. Pengaruh penyakit ini, buah tidak bisa terbentuk sempurna, keriting dengan ukuran kecil dan kulit mengeras.
    Pengendalian penyakit ini melalui pengendalian hama pembawanya yaitu, seperti kutu kebul, thrips, tungau. Pengendalian dimulai saat tanaman masih muda, yaitu umur satu minggu. Lakukan penyemprotan pada tanaman muda dengan bahan aktif imidakloprode dan abamektin

Ciri siap panen :
Ukuran buah maksimuam namun tidak terlalu tua (ukuran buah tergantung jenis paria, termasuk jenis paria pendek atau panjang).

Cara panen :
Pemetikan paria menggunakan pisau atau gunting agar batang tidak ikut tertarik.
Taruhlah paria dengan hati-hati karena kulit paria tipis sehingga mudah memar jika terkena benturan.
Pemanenan dapat dilakukan dengan selang waktu 1-3 hari sekali

Pengemasan setelah panen dapat menggunakan karung bersih atau keranjang plastik
Paria disusun berdiri untuk menghindari beban berlebihan pada tumpukan
Paria tidak tahan untuk disimpan lama, daya simpan sekitar 3 hari (tergantung jenis paria). Jika terlalu matang, daging buah berwarna menguning dan lunak.

Bagikan :